Selasa, 27 April 2010

BILA JIWAMU TERSAKITI

Ketika jiwaku tersakiti. Penat dan sesak berjejal. Muak dengan sikap mereka yang -menurutku- terlalu egois. Aku pun bisa bersikap demikian, tapi apakah pantas aku melakukannya sedangkan aku tidak suka diperlakukan seperti itu.
Aku kembali. Berdiam menunggu keegoisan dan janji yang –aaaaarrrrgggghhhh- tak kunjung datang. Aku merasakan betapa lemahnya aku sehingga aku kalah dengan semua ini. Aku mengumpat kesal…..masyaAllah, ampuni aku ya Allah…
Sudahlah, tak ada gunanya aku kesal berkepanjangan. Tak akan bisa membuat janji-janji itu semakin dekat atau menjauh, tapi pasti merusak hati dan jiwaku karena. Buat apa mengirbankan nilai diri karena perilaku orang lain.
Aku kembali. Pada satu hal yang harus cermati. Bermuhasabah menemukan kedamaian. Adalah aku pernah mengabaikan hak-hak saudaraku, hingga aku merasa tersakiti? Adakah aku telah melenceng terlalu jauh hari kelurusan...adakah hatiku telah tertutup dosa-dosa yang kian banyak. Astagdanhfirullah...
Aku kembali. Menata hatiku yang sejenak berantakan. Kutata kembali agar aku dapat menjemput janji-janji itu dengan senyuman, suatu saat nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar