Rabu, 16 Juni 2010

aku, kau dan mereka


Sebuah rahasia atas nama kepercayaan
Yang dimulai dengan sebuah kecurigaan
Diam berarti mengiyakan fitnah
Berucap salah
Aku atau kamu?
Spekulasi mereka yang dengki hatinya?
Aku merasa berat
Membayang hitam di atas ke-tanpacacat-anmu
Tak punya pilihan sebelum kita bicara
Siapa akan memulai?
Aku bingung
Acuh saja dan buang jauh-jauh
Lalu tidur dalam larut bimbangku
Tak bisa...
Kita harus bicara
Tentang apa???
Itulah yang akan kita bicarakan.



Angin membawanya ke telinga-telinga mereka
Tak usah tahu asal muaranya
Tak penting benar tidaknya
Asal mulut mereka bisa menggunjingkan kita
Kita??? Bukan, aku dan kau
Aku dan kau tak pernah menjadi kita
Karena kita adalah aku, kau, dan mereka
Mereka sedang bicara tentang aku dan kau
Tanpa aku dan kau
Menarik kesimpulan tanpa persetujuan aku dan kau
Kau tahu???
Klise...
Mereka mendoakan atau menyalahkan, tak jelas
Matanya menyudut dengan aksen canda
Aku bimbang....
Aku hanya ingin kau mengajakku bicara tentang ini
Tentang sesuatu yang abstrak tak bisa dijabarkan
Yang membuatku risau
Jangan tanya tentang apa?
Aku bingung, jadi kuminta kau yang bicara
Kekhawatiranku atas mereka
Atau kecurigaanku akan kekeliruan mereka
Ajak aku bicara
Tentang sesuatu yang membuat jiwaku terusik
Ayo bicara...
Biar aku tenang
Agar kita bisa bersama tanpa curiga

Senin, 03 Mei 2010

TERIMA KASIHKU


Saudaraku yang bening hatinya. Ingin aku ungkapkan sejuta bahagia dan terima kasihku untukmu. Untuk wajah-wajah ceria yang menyenandungkan keakraban dan persahabatan. Senyum yang tak pernah lepas dari wajahmu membuat aku nyaman bersamamu. Terima kasih untuk nasehat-nasehat yang menyemangati tuk terus memperbaiki diri. Meski kadang hatiku sedikit tersakiti, aku terima karena memang seharusnya begitu. Saudaraku terimakasih kau tak pernah marah dengan semua kelakuanku yang pasti masih sangat buruk dari kacamata orang soleh seperti dirimu. Memang beginilah aku adanya. Aku tak perlu menjadi sosok-sosok yang sempurna seperti idaman banyak orang, yang terpenting bagiku aku melakukan sesuatu yang benar dan baik. Terima kasih untuk pengingatan-pengingatan yang mengembalikan aku ke jalan yang benar.
Saudaraku, semoga Allah mengasihimu dengan cintaNya, memberikan kecukupan untukmu. Terimakasih untuk keikhlasanmu atas semua khilafku. Aku tau kau berat melakukannya. Tapi lakukanlah... aku hanya bisa meminta maaf saat ini dan mendoakan yang terbaik untukmu semoga hatimu tak lantas terkotori oleh sikapku yang menyakitkan. Entah apa yang sedang kau pikirkan tentang aku, aku tetap berterima kasih dengan semua pikiran-pikiranmu. Semoga aku lebih baik...

JADILAH PRIBADI YANG BERMANFAAT


Apa yang ada dibenakmu ketika ada seseorang yang meminta tolong? Alhamdulillah Allah sedang melapangkan jalan kita untuk menimba kebaikan dengan menolong orang lain. Selagi ada yang meminta tolong mengindikasikan bahwa kita masih bisa bermanfaat buat orang lain. Berilah apa yang kamu bisa berikan untuk saudaramu, walau hanya wajah ceria dan sapaan hangat... lalu, ketika kamu butuh bantuan akankah kamu menuntut saudaramu untuk membantu? Seperti yang telah kamu berikan untuknya... wahai jiwa yang mulia, jangan mengharapkannya dari saudaramu terlalu berlebih, berharaplah padaNya...
Wahai jiwa yang mulia, bila saudaramu tak bisa membantumu akankah jiwamu terkotori dengan sejuta buruk sangka? Jangan terlalu berani, seberapa jauh kamu mengenal saudaramu? Jangan terlalu cepat menarik kesimpulan saudaraku, apakah kamu benar-benar tau kesulitan dan situasi apa yang sedang dihadapi oleh saudaramu saat ini? Jangan terlalu cepat wahai jiwa yang mulia...
Apakah kau menyesal dengan semua yang kamu berikan untuknya? Jangan. Semuanya tidak hilang. Bersikaplah lebih tenang... wahai jiwa yang mulia, hadapilah kesulitanmu semampumu, usah kamu harapkan bantuan orang terlalu banyak… jangan mengeluh dengan keadaan dan kesulitan yang tengah kamu hadapi, bila saja kamu mau sedikit bergerak, maka jalan keluar itu terlalu banyak…
Bisa jadi saudaramu memang tak terlalu tau keadaanmu, tapi apakah kau juga bisa menduga-duga keadaannya sekarang? Atau bisa jadi saudaramu saat ini sedang sengaja meninggalkanmu, apakah kau juga akan meninggalkannya? Kembalilah pada jiwamu yang mulia, apakah gerangan yang membuatnya menjauh.

Selasa, 27 April 2010

SEPERTI MEREKA


Aku pun ingin seperti dia. Aku ingin malihat dunia luar. Entah itu begitu keras atau sangat ramah. Aku ingin melihat semuanya. Meski berjalan jauh aku tak takut lelah, meski ada sejuta ragu tapi keyakinanku kan mengalahkan semua.
Aku ingin memasuki rumahnya, bersujud tepat di depan baitullah yang suci. Aku ingin mencium hajar aswad yang mulia. Aku ingin ke universitas tertua di Eropa, Oxford University, universitas tertua di Australia, Sidney University, universitas tertua di Amerika, North Carolina University, aku ingin menjelajah Eropa, Amerika, menjamah pedalaman afrika yang sunyi.
Berkeliling London, berfoto di London Bridge, di jam dinding raksasa di pusat kota London, memasuki Buckingham Palace dan menikmati bangunan-bangunan tua si sepanjang jalan kota London. Memasuki Roma, menara pissa, colloseum, sungai-sungai yang indah. Belanda, Jerman, Spanyol…..menaiki menara Eiffel.
Aku ingin memasuki Harvard, Columbia University, Yale University, universitas-universitas terbaik di seluruh dunia.
Aku ingin menyeberang ke Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Papua, Maluku, menjelajah menikmati indahnya dunia.
Aku ingin melihat gunung Fujiyama yang indah tepat di depan mataku, menyaksikan bunga sakura yang berkembang, musim gugur, musim panas, musim dingin, musim semi.
Aku ingin bertemu orang-orang dari seluruh dunia, yang berkulit hitam pekat sampai albino, berbicara dengan bahasa-bahasa mereka, mengerti budaya mereka…
Aku sedang bermimpi, tapi aku sedang mewujudkannya, dan kupasang bukti-buktinya, kutunjukkan pada semua orang, bahwa aku bisa....Banyak orang yang mempunyai mimpi yang sama dan mereka tengah berusaha pula…aku bagian dari mereka. Ketika mereka bisa mewujudkannya, maka aku ada diantara mereka.

SESEORANG BERNAMA

Hidup adalah sebuah misteri. Hari ini bertemu siapa, mendapatkan hikmah apa, adalah sesuatu yang tak bisa diduga. Juga saat aku bertemu dia jaunh bertahun-tahun yang lalu. Tak ada yang istimewa. Sesosok manusia yang sama dengan yang lainnya, sebelum aku mengerti sebesar apa semangatnya tuk di jalan ini, yang sekarang aku tempuh. Dia memberiku makna dan semangat tuk bersungguh-sungguh. Aku teringat ketika dia menunda kegiatan penting haya agar aku bisa ikut di dalamnya, agar aku mengerti dan bertambah paham dengan apa yang kuyakini. Kecewa,,,itu yang ku berikan untuknya dan saudara-saudaraku yang lain.
He had tried to make me understand that he knew my position and I had tried to do so but I can’t. Saat dai berusaha memahamkan aku. Aku melewatkan hari-hari penuh makna itu dan tak memaknai pengorbanannya dan saudara-saudaraku lainnya.
Hanya itu, sekelumit kisah yang aku ingat tapi begitu membekas. Semangatnya yang berkobar turut membakar semangatku. Kata-katanya yang sedikit tapi membawa pengaruh besar. Pribadinya yang banyak berpikir membuat tenang jiwanya. Banyak pelajaran yang aku dapatkan darinya.
Sayang, aku belum sempat ucapkan terimkasih untuknya. Karena setelah itu aku tak pernah lagi bertemu dengannya kecuali dalam sebuah majelis yang begitu khusyuk. Sampai sekarang aku takkan pernah menemuinya lagi. Karena Allah lebih menyayanginya. Penyesalan itu hadir, karena aku melewatkan tujuh puluh ribu malaikat yang ada didekatnya selama berbulan-bulan, aku melewatkan penghormatan terakhir untukknya dan sampai sekarang pun aku belum sempat menjenguk rumah abadinya. Hanya terimakasih dan doaku yang dapat aku berikan, semoga Allah melapangkan kuburnya dan mengasihinya. Semoga Allah mempertemukan kami di surgaNya, dan aku ingin menyampaikan terima kasihku padanya.

INI TENTANG PERSAHABATAN


Tentang sekumpulan anak manusia yang menggapai cita bersama dalam ikatan sebuah nama. Di dalamnya kami saling menguatkan, menghibur ketika sedih, berbahagia saat rasa syukur itu datang. Kami tidak dibesarkan dalam foya-foya dan indahnya masa muda. Kami mempunyai keindahan tersendiri. Kebahagiaan kami adalah hari-hari yang melelahkan, terjaga di tengah malam gelap dingin menggambar mimpi-mimpi kami diantara bintang-bintang, turun dan mendaki mencapai tujuan, saling menuntun dalam kepercayaan. Kami dibesarkan dalam kesetiakawanan dan semangat kebersamaan. Susah dan senang kami bersama-sama, sakit kami tanggung bersama, bahagiapun kami syukuri bersama. Dan kebahagiaan itu hadir, dalam kaki-kaki yang makin kuat berpijak, dalam lantunan lagu rindu yang masih terngiang meski tlah bertahun terlewati. Lelah itu pupus dalam riangnya tawa kami. Tangis yang sering hadir ibarat sungai yang menyatukan jiwa-jiwa kami yang terpisah.
Kami dibesarkan bersama-sama dalam semangat membangun jiwa-jiwa yang tangguh. Waktu kami adalah produktivitas. Pernah kami jatuh, tapi kami tetap bangkit bersama-sama.
Pernah rasa curiga dan iri hati itu muncul meracuni jiwa-jiwa kami. Membuat kami tak bisa tidup memikirkan strategi persaingan esok hari. Sebelum kami sadar bahwa itu semua mencederai persahabatn ini. Kami adalah satu dan harus maju bersama-sama. Apalah gunanya berhasik dan disanjung tapi sahabat kita terinjak-injak harga dirinya. Lalu kami semua kembali ke barisan yang kokoh.
Waktu adalah sebuah keniscayaan. Raga-raga kami harus terpisah karena mimpi-mimpi yang kami gambar di langit ketika itu tidaklah sama. Kami memilih jalan sendiri-sendiri. Melepaskan genggaman tangan yang telah erat oleh waktu, tapi tidak ikatan-ikatan dalam hati kami. Satu janji itu terucap, dimanapun kami berada, lagu rindu itu akan selalu mengingatkan kami tuk mengingat persahabatan ini. Tak ada yang boleh hilang atau terlalu menjauh.
Persabahatan ini bukan hanya cerita yang akan kudongengkan untuk anak cucuku kelak. Di dalamnya ku benar-benar merasakan ikatan itu. Sampai usiaku manua aku akan tetap memaknai persahabatan ini. Tempat dimana aku menemukan kalian, orang-orang yang mewarnai hidupku dengan sejuta warna.

EUPHORIA KELULUSAN YANG SALAH ARAH


Kelulusan bagi semua orang adalah hal yang membahagiakan, membanggakan dan patut disyukuri. Apa yang telah diperjuangkan selama beberapa tahun akhirny terlewati dengan selamat. Kelulusan memang wajar untuk dirayakan, namun menjadi tidak wajar ketika dirayakan secara berlebihan.
Moment kelulusan sejak dulu hingga sekarang tidak dapat dilepasakan dari acara corat-coret baju dan konvoi ugal-ugalan ke jalan raya. Entah siapa yang memulai, budaya yang kurang baik itu masih mendarah daging di benak siswa-siswi yang merayakan kelulusan. Layaknya budaya kuno yang diagung-agungkan. Cara perayaan tersebut selain mengganggu ketertiban umum dan memberi image buruk pada pelajar juga mencerminkan pendidikan yang tidak berkarakter. Baju yang mereka corat-coret sesungguhnya dibutuhkan oleh orang lain. Konvoi yang ugal-ugalan pasti mengganggu ketertiban umum, dan yang terjadi sekarang mengundang sinisme dari masyarakat. “ Mau apa habis lulus?”, “ Kalo jatuh rasain aja.”, “ Lulus nilai pas-pasan aja heboh.” Beberapa komentar yang sering muncul dari masyarakat. Toh setelah mereka menyudahi selebrasi yang salah arah tersebut, mereka harus kembali pada kenyataan hidup, belum pasti mau dibawa kemana hidup selanjutnya.
Kelulusan hendaknya dimaknai secara pas. Kelulusan baru satu tahap kecil menuju tahap yang lebih berat. Lebih baik melakukan selebrasi dengan hal-hal positif. Seperti yang dilakukan oleh salah satu sekolah di Jawa Timur dengan memberikan seragam sekolah kepada adik kelas, membagikan makanan untuk kaum dhuafa, dan aksi damai. Hal-hal tersebut akan lebih mendapat perhatian dari masyarakat. Terlebih lagi, akan mendapat do’a yang baik dari masyarakat.
Kelulusan hendaknya tidak dimaknai sebatas budaya yang telah mengakar saja. Merayakan kelulusan bukanlah suatu larangan, namun perayaan yang dilakukan hendaknya dapat membawa efek positif bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.